Showing posts with label Kata. Show all posts
Showing posts with label Kata. Show all posts

2013-10-22

Kula Siram

Dulu ada teman yang iseng membuat lucu-lucuan. Tapi akhirnya malah menjadi tidak lucu sama sekali.

Dia meminta saya menerjemahkan kalimat berikut ke dalam bahasa Jawa yang halus:
"Bapak membaca koran, sedangkan saya mandi."

Maka saya terjemahkan seperti ini:
"Bapak maos koran, kula adus."

Dia tidak terima, katanya seharusnya begini:
"Bapak maos koran, kula siram."

Maksud lucunya adalah dia merasa kalimat tersebut menjadi ambigu:
1. "siram" yang berarti "mandi"
2. "siram" yang berarti "mengguyur air"

Sebagai orang Jawa, saya yakin kalimat tersebut salah. Kata "siram" (mandi) tidak boleh digunakan oleh orang pertama, apalagi orang pertama adalah anak dan orang kedua-ketiga adalah orang tua. Etika dalam berbahasa Jawa adalah tidak boleh mengagungkan diri-sendiri.

Teman saya tersebut memang bukan orang Jawa, wajar jika belum tahu. Rupanya dia memperoleh kalimat tersebut dari temannya yang lain, yang ternyata malah orang Jawa! Waduh!

Sampun nggih, sampun sayah, kula badhé saré rumiyin.
(Saré gundhulmu, Lé!)

2009-11-04

Binar

Ternyata di lembaga pendidikan pun tidak sedikit yang belum bisa menulis dalam bahasa Indonesia dengan benar. Jika dari 10 orang pengajar terdapat 3 orang yang masih salah, itu bukanlah jumlah yang sedikit.

Kesalahan yang paling sering kutemui adalah mengenai penggunaan tanda baca, awalan "di-", dan kata depan "di".

Tanda Baca (kali ini khusus di akhir kalimat)


1. titik "." : Digunakan dalam kalimat berita.
2. tanda tanya "?" : Digunakan dalam kalimat tanya. Biasanya juga diawali dengan kata tanya, misal: apa, siapa, bagaimana, dll.
3. tanda seru "!" : Digunakan dalam kalimat perintah atau kalimat seru. Kata perintah yang mengawali dapat berupa kata: jelaskan, sebutkan, dll.


Awalan "di-"

Sebagai imbuhan, awalan "di-" harus dirangkai dengan kata yang mengikutinya. Awalan "di-" berfungsi membentuk kata kerja pasif.
Contoh:
Kakak, tolong tempenya dibalik agar tidak gosong!


Kata Depan "di"

Sebagai kata, kata depan "di" harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Ingat, dalam dunia komputer, kata (word) adalah setiap rangkaian huruf yang dipisah oleh spasi. Kata depan "di" menunjukkan keterangan tempat.
Contoh:
Adik bersembunyi di balik pintu.


Jika guru tidak dapat berbahasa Indonesia dengan benar, lalu bagaimana masa depan murid-muridnya? :)

2009-06-08

DIKONTRAKAN

Di sepanjang jalan yang kulalui, ada beberapa bangunan yang ditulisi "DIKONTRAKAN" dengan huruf ukuran besar dan mencolok. Sepertinya maksud dari tulisan tersebut adalah bahwa bangunannya disewakan (=for rent).

Kata dasar yang digunakan adalah "kontrak".
dikontrakan <-- di-an + kontrak

Adakah imbuhan "di-an" dalam bahasa Indonesia?

Jika yang dimaksud adalah benar "disewakan", maka imbuhan yang dipakai adalah "di-kan":
di-kan + kontrak --> dikontrakkan

Sehingga dibaca:
di-kon-trak-kan

Lalu kalau yang dibaca berbunyi "di-kon-trak-an", itu yang bagaimana?
Itu kata "kontrak" diberi akhiran "-an" ditambah kata depan "di", sehingga penulisannya:
di kontrakan

Sebagai kata depan, "di" harus dipisah. Akhiran "-an" membentuk kata benda.
Contoh: Saat ini saya tinggal di kontrakan.

2009-04-23

Kebakaran

Dikutip dari sebuah berita:

"Ketua Umum Serikat Pekerja Listrik Indonesia (SPLI) Ir. Sukirman mengemukakan bahwa kasus kebakaran yang terjadi di Indonesia, ternyata 80 persen disebabkan karena masalah kelistrikan yang tidak baik.

Kondisi demikian sering berakibat fatal yakni terjadinya hubungan arus pendek yang mengakibatkan kebakaran dengan kerugian ratusan miliar per tahun, katanya dalam keterangan pers yang diterima di Bogor, Selasa."

Dalam bahasa kelistrikan, istilah yang biasa digunakan adalah "korsleting". Yaitu terjadinya hubung pendek antar kabel yang berbeda tegangan sehingga nilai hambatannya mendekati 0 (nol, bukan kosong). Hubung pendek juga biasa disebut dengan hubung singkat (short circuit).

2008-03-05

Belakang Koma

Di radio & TV terdengar pembaca berita menyampaikan seperti ini:
"Dua mesin ATM berisi uang sekitar satu koma lima belas miliar rupiah dibobol kawanan perampok."

Jumlah uang yang dimaksud adalah:
Rp 1,15 miliar, atau
Rp 1.150.000.000

Pakai nominal lain dengan cara pembacaan yang sama seperti di atas:
2,3 : dua koma tiga
2,30 : dua koma tiga puluh
2,300 : dua koma tiga ratus
2,030 : dua koma nol tiga puluh
2,3456789 : dua koma tiga ~!@#$%^&*

2007-10-01

Dirgahayu

1. Dirgahayu Republik Indonesia!
2. Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-62.

Benarkah kedua kalimat tersebut di atas?
Sepintas tidak ada yang salah.

Kata dirgahayu diserap dari bahasa Sanskerta: dirgahayuh; dirgahayusa, yang berarti "berumur panjang". Basa Landané "long life".

Maka kedua kalimat di atas bermakna seperti ini:
1. Panjang Umur Republik Indonesia!
2. Panjang Umur Kemerdekaan RI ke-62.

Kira-kira dua kalimat tersebut jadi gimana, hayo?

*postingané basbang tenan*

2007-04-23

Antara Aku dan Dia

Dalam bahasa Indonesia, kata "kami" dan "kita" memiliki makna yang sangat jelas berbeda. Lagi-lagi TV & radio (juga media cetak) memporakporandakan bahasa Indonesia. (Wah, bahasanya kok sadis.) Biasanya melalui program non berita, misal: acara gosip, sinetron, ajang kirim salam & tembang, iklan, dll. Tidak sedikit yang terlanjur ikut-ikutan mewarisi kesalahan berbahasa yang disebarkan oleh media tersebut.

Saat ini banyak yang berbicara menggunakan kata "kita", padahal yang dimaksud sebenarnya adalah "kami". Seharusnya menggunakan "kami", bukan "kita".
Hmm.. sepertinya di program berita ada juga. Biasanya narasumber yang berbicara begitu.
kami: kata ganti orang pertama jamak tanpa melibatkan lawan bicara
kita: kata ganti orang pertama jamak dengan melibatkan lawan bicara

Dapat dengan mudah dibedakan, bukan?
Kasihan adik-adik kecil yang menjadi bingung kapan seharusnya menggunakan kata "kami", kapan "kita". Kasihan juga pada Bu Guru, harus bersusah payah memberikan penjelasan kepada adik-adik yang terlanjur ikut-ikutan tidak mengenal kata "kami".

2007-04-16

Nol Bukan Kosong

Tidak sedikit yang mengucapkan angka "0" dengan kata "kosong". Sepertinya ini karena pengaruh media (TV dan radio) sehingga semakin banyak yang ikut-ikutan. Apakah "kosong" termasuk nama salah satu angka?

Angka arab yang dikenal adalah:
0: nol
1: satu
2: dua
3: tiga
4: empat
5: lima
6: enam
7: tujuh
8: delapan
9: sembilan

Coba lihat ilustrasi berikut:


















ABCDE
Data7103

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa:
Data kolom A = tujuh
Data kolom B = kosong (null)
Data kolom C = satu
Data kolom D = nol
Data kolom E = tiga

Maka dapat kita simpulkan bahwa nol ≠ kosong.