Dulu ada teman yang iseng membuat lucu-lucuan. Tapi akhirnya malah menjadi tidak lucu sama sekali.
Dia meminta saya menerjemahkan kalimat berikut ke dalam bahasa Jawa yang halus:
"Bapak membaca koran, sedangkan saya mandi."
Maka saya terjemahkan seperti ini:
"Bapak maos koran, kula adus."
Dia tidak terima, katanya seharusnya begini:
"Bapak maos koran, kula siram."
Maksud lucunya adalah dia merasa kalimat tersebut menjadi ambigu:
1. "siram" yang berarti "mandi"
2. "siram" yang berarti "mengguyur air"
Sebagai orang Jawa, saya yakin kalimat tersebut salah. Kata "siram" (mandi) tidak boleh digunakan oleh orang pertama, apalagi orang pertama adalah anak dan orang kedua-ketiga adalah orang tua. Etika dalam berbahasa Jawa adalah tidak boleh mengagungkan diri-sendiri.
Teman saya tersebut memang bukan orang Jawa, wajar jika belum tahu. Rupanya dia memperoleh kalimat tersebut dari temannya yang lain, yang ternyata malah orang Jawa! Waduh!
Sampun nggih, sampun sayah, kula badhé saré rumiyin.
(Saré gundhulmu, Lé!)
No comments:
Post a Comment