Spesifikasi:
Tipe: Honda KarismaX 125D
Volume silinder: 125 cc
Tahun pembuatan: 2005
Penggunaan:
Rutin harian: Perjalanan pergi-pulang (PP) rumah-kampus-rumah. Terhalang oleh 1 hingga 2 lampu merah dalam sekali perjalanan (atau PP = 2 hingga 4 lampu merah). Laju maksimal kendaraan yang diperbolehkan di dalam kota adalah 50 km/jam. Sering melanggar hingga 60 km/jam tergantung situasi dan kondisi lalu lintas.
Di luar rutinitas: Main, belanja ke pasar, mudik, dll. Bisa terhalang oleh buaanyak lampu merah.
Bukan sekadar "Ryan", melainkan "ryan_oke". Pernah jadi seorang "Kelompok Pengguna GNU/Linux Indonesia" (KPLI Jogja) dan "Forum Lingkar Pena" (FLP Yogyakarta).
2008-07-10
2008-07-01
Masjid / Mushola Plaza Ambarrukmo
Lama tidak jalan-jalan, ternyata mushola yang ada di tempat parkir atas (roof parking) sudah selesai dibangun. Pihak manajemen menyebutnya "Mosque". (Di Lantai 3 ada tulisannya begitu dengan panah menuju atas.) :lol:
Kira-kira lokasinya di sini.
Memiliki 3 pintu masuk, utara-selatan-timur. Di bagian atap tidak terlihat pengeras suara untuk adzan dan iqamat seperti masjid-masjid sekitar. Belum tahu apakah saat waktu sholat tiba, adzan berkumandang di dalam mal seperti yang pernah kudengar di beberapa tempat lain.
Tempat wudhu terletak di sebelah utara. Untuk pria dan wanita dipisah. Pria di bagian barat sedangkan wanita di bagian timur.
Peletakan kran di tempat wudhu pria terlalu rapat. Saat kran dipakai semua secara bersamaan, pasti tidak nyaman karena saling berhimpitan. Desain pembuangan air kurang tepat sehingga air wudhu mengalir keluar, tidak semuanya mengalir melalui saluran yang semestinya. Di sini tidak ada toilet. Mungkin yang di sebelah kanan itu dimaksudkan sebagai urinoir. Namun desainnya kurang memenuhi syarat.
Pada tempat wudhu wanita terdapat toilet yang tertutup. Bagi yang berjilbab dan berkerudung tidak bisa memakai tempat wudhu ini karena bisa terlihat dari luar. Kecuali terpaksa di dalam toilet.
Kira-kira lokasinya di sini.
Memiliki 3 pintu masuk, utara-selatan-timur. Di bagian atap tidak terlihat pengeras suara untuk adzan dan iqamat seperti masjid-masjid sekitar. Belum tahu apakah saat waktu sholat tiba, adzan berkumandang di dalam mal seperti yang pernah kudengar di beberapa tempat lain.
Tempat wudhu terletak di sebelah utara. Untuk pria dan wanita dipisah. Pria di bagian barat sedangkan wanita di bagian timur.
Peletakan kran di tempat wudhu pria terlalu rapat. Saat kran dipakai semua secara bersamaan, pasti tidak nyaman karena saling berhimpitan. Desain pembuangan air kurang tepat sehingga air wudhu mengalir keluar, tidak semuanya mengalir melalui saluran yang semestinya. Di sini tidak ada toilet. Mungkin yang di sebelah kanan itu dimaksudkan sebagai urinoir. Namun desainnya kurang memenuhi syarat.
Pada tempat wudhu wanita terdapat toilet yang tertutup. Bagi yang berjilbab dan berkerudung tidak bisa memakai tempat wudhu ini karena bisa terlihat dari luar. Kecuali terpaksa di dalam toilet.
2008-06-21
Kaos Kuliax
Beberapa waktu lalu aku menerima sebuah kaos (T-shirt). Gratis.
Kaosnya seperti ini nih (yang warna hitam):
Yang warna putih itu kaos ILC.
Yang kuning warna-warni (polo-shirt), kaos kantor yang dulu. Dipakai tiap senam Jumat pagi, dilanjutkan sarapan bersama.
Saat ini kaosnya sedang kupakai. Kalau pas ngantor tidak boleh pakai kaos. Harus pakai kemeja atau kalau nekat kaos, harus ada krahnya (polo-shirt). Tidak boleh pakai sandal. Untung boleh pakai sepatu kets, tidak harus pantopel. Pakai pantopel selalu menyiksa kakiku.
Dari segi ukuran, kaosnya pas. Tidak terlalu besar. Tidak sempit. Panjang ke bawahnya tidak terlalu pendek.
Warna hitamnya juga kusuka.
Pada logo, bagian tengah kurang sesuai dengan logo asli. Terlihat seolah ada kilauan cahaya.
Mungkin perlu diberi alamat web Kuliax juga kali ya?
Terima kasih untuk yang memberi kaos!
Matur nuwun.
Kaos serupa:
http://stwn.ngeblog.net/2008/06/13/kaos-kuliax/
Kaosnya seperti ini nih (yang warna hitam):
Yang warna putih itu kaos ILC.
Yang kuning warna-warni (polo-shirt), kaos kantor yang dulu. Dipakai tiap senam Jumat pagi, dilanjutkan sarapan bersama.
Saat ini kaosnya sedang kupakai. Kalau pas ngantor tidak boleh pakai kaos. Harus pakai kemeja atau kalau nekat kaos, harus ada krahnya (polo-shirt). Tidak boleh pakai sandal. Untung boleh pakai sepatu kets, tidak harus pantopel. Pakai pantopel selalu menyiksa kakiku.
Dari segi ukuran, kaosnya pas. Tidak terlalu besar. Tidak sempit. Panjang ke bawahnya tidak terlalu pendek.
Warna hitamnya juga kusuka.
Pada logo, bagian tengah kurang sesuai dengan logo asli. Terlihat seolah ada kilauan cahaya.
Mungkin perlu diberi alamat web Kuliax juga kali ya?
Terima kasih untuk yang memberi kaos!
Matur nuwun.
Kaos serupa:
http://stwn.ngeblog.net/2008/06/13/kaos-kuliax/
2008-05-30
Pelayannya Pakai PDA
Suatu sore kang Aat Poang makan di warung bernama FoodFest, semacam kumpulan warung makan gitu. Katanya tempat parkirnya sangat luas, bisa untuk parkir montorabur.
Beberapa malam kemudian aku mencoba mampir ke sana, di Jln. Kaliurang Gang Pandega. Di gerbang masuk tersedia daftar menu beserta harganya. Kalau harganya cocok, makin mantap masuk. Kalau dirasa kemahalan, ngisin-isini yén ra sido mlebu.
Ada sekitar 10 warung di sana. Dari ujung sana sampai sini. Ditambah dari situ sampai ujung sana lagi. Bingung. Tadi mau makan apa. Yang jual ada di sebelah mana pula. Kalau di tempat lain, aku bisa pesan nasi di warung sini, pindah pesan lauk di sana, minuman di warung situ.
Kemudian ada pelayan mempersilakan mengambil tempat duduk dulu.
Heran.
"Belum pesan lho, mas."
"Iya. Silakan duduk dulu."
Dengan masih kebingunan dan nampak kampungan, kuturuti saja. Kemudian pelayan memberikan buku menu dan meminta memanggilnya setelah memutuskan apa yang akan dipesan.
Beberapa malam kemudian aku mencoba mampir ke sana, di Jln. Kaliurang Gang Pandega. Di gerbang masuk tersedia daftar menu beserta harganya. Kalau harganya cocok, makin mantap masuk. Kalau dirasa kemahalan, ngisin-isini yén ra sido mlebu.
Ada sekitar 10 warung di sana. Dari ujung sana sampai sini. Ditambah dari situ sampai ujung sana lagi. Bingung. Tadi mau makan apa. Yang jual ada di sebelah mana pula. Kalau di tempat lain, aku bisa pesan nasi di warung sini, pindah pesan lauk di sana, minuman di warung situ.
Kemudian ada pelayan mempersilakan mengambil tempat duduk dulu.
Heran.
"Belum pesan lho, mas."
"Iya. Silakan duduk dulu."
Dengan masih kebingunan dan nampak kampungan, kuturuti saja. Kemudian pelayan memberikan buku menu dan meminta memanggilnya setelah memutuskan apa yang akan dipesan.
Subscribe to:
Posts (Atom)