2006-06-09

Kondisi Warga FLP Yogyakarta Pasca Gempa

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
(Q.S. Al Baqarah: 155)

Sabtu pagi 13 hari yang lalu, 29 Rabi'ul Tsani 1427 (27 Mei 2006) pukul 05.53 WIB, sebagian orang masih terlelap, bermalas-malasan, memulai kegiatan, dan sebagian yang lain sudah beraktivitas di luar rumah. Hingga goncangan itu terjadi. Banyak yang berhamburan keluar, namun ada juga yang tetap bertahan di dalam karena kaki terasa sangat sulit untuk menapaki lantai. Goncangan terasa begitu kuat dengan durasi yang cukup lama.

Setelah goncangan berhenti, ramai-ramai pada menghubungi/dihubungi keluarga yang ada di luar kota. Ternyata keluarga yang tinggal cukup jauh dari Yogyakarta pun juga dapat merasakannya.

Awalnya ada yang mengira-ira ini karena ulah Sang Merapi yang berdiri angkuh di utara sana. Oh, bukan. Ini terlalu besar. Terlalu lama. Terlalu jauh jangkauan getarannya. Ini pasti tektonik. Dari arah yang biasa menimbulkan gempa di sini. Dari laut selatan. Ini mungkin dari sana.



Tak disangka, korban jiwa begitu besar jumlahnya. Ternyata bencana besar itu juga terjadi di sini, bukan hanya di pulau seberang yang jauh di mata, yang hanya dapat disaksikan melalui layar TV ataupun media cetak. Di sini. Di tanah ini.

Teringat akan "10.5″. Sebuah film tentang rangkaian beberapa gempa besar yang terjadi dalam satu hari hingga mengubah peta geografis, membelah pulau. After-shock (kita menyebutnya sebagai gempa susulan) selalu mengalami peningkatan kekuatan getaran dibanding gempa sebelumnya. Akhirnya, gempa utama terjadi di kali yang terakhir dengan kekuatan 10,5 R. Maaf, bukan bermaksud untuk menambah kecemasan.

Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa Dia
akan menjungkir-balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi
itu bergoncang?
Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berkuasa) di langit bahwa
Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui
bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?

(Q.S. Al Mulk: 16-17)

Berikut ini kondisi warga FLP Yogyakarta pasca gempa (dikontak secara langsung oleh Kaderisasi):

[No. Nama (Posisi dalam Kepengurusan): Kabar]

1. Nurika Nugraheni (Support System): Sekeluarga alhamdulillah selamat. Hanya saja rumah di Parangtritis bagian belakang rusak parah. Keluarga sudah diungsikan ke Jogja.
2. Kun Sribudiasih (Divisi Produksi): Alhamdulillah sekeluarga selamat semua. Rumah keluarga yang di Klaten rusak parah, sepertinya harus dirubuhkan.
3. Sofianna Islamiati: Saat kejadian berada di Aceh, menjadi terapis. Kini ditugaskan di Bantul, Klaten, dan sekitarnya.
4. Noer Fajriyah Apriliani (Mantan Koordinator Forum Non Fiksi): Alhamdulillah baik. Cuma kos sudah hancur, ga bisa ditempati lagi. Komputer juga hancur dan sempat kehujanan, namun skripsi bisa diselamatkan. Sekarang ngungsi di tempat adik.
5. Bekti Nur Wakhid (Event Organizer & Merchandise): Alhamdulillah semua keluarga selamat, hanya rumah bagian belakang rusak.
6. Aam Khoirunnisa': Alhamdulillah selamat. Cuma tembok pager yang runtuh.
7. Ibnu Rois (Divisi Produksi): Alhamdulillah selamat tanpa luka, tapi rumah rusak parah. Rencana pindah ke Kayen selagi rumah dibangun.
8. Gunawan Prasetya (Divisi Produksi): Selamat, tapi rumah roboh. Sementara tinggal di tenda.
9. Sukma Putra Pramana: Alhamdulillah saya & istri selamat tapi kepala, pundak, lutut, kaki lumayan senut-senut kena bata bagian dalam rumah yang runtuh. Tiga hari tidur di teras tetangga. Sekarang tidur di bagian depan rumah.
10. I.R. Wulandari (Bendahara): Rumah di Gunung Kidul rusak sedikit, alhamdulillah keluarga selamat. Baru sempet ditengok sekali, itupun sebentar karena Iwul sibuk jadi relawan. :p Kos rusak sendiri, padahal yang lain gak pa-pa. komputer sempet terendam dan ko'it.
11. Fery Sudarmanto: Alhamdulillah saya & istri selamat. Rumah & toko saya sebagian rusak. Sekarang masih di Bantul, ngumpul di teras tetangga.
12. ryan_oke (Divisi Web): Rumah 2 mbokdhe rubuh bagian depan. Rumah mbah putri hampiii…r saja, salah satu sisi tembok bersandar di kandang kebo. Dulu mbah kakung ngajak mbajak sawah pake kebo lho. Sempat geli karena mbah putri yang udah menopause diberi paket bantuan pembalut wanita! Seorang teman yang saya ceritain malah nyanyi, "Karena wanita ingin dimengerti…"
13. N. Ayu Maulita (Sekretaris): Darush Sholihat (pesantren mahasiswi, red) bocor-bocor. Kuliah memasak terpaksa ditunda. Tapi sayang, fakultasnya tidak berperikegempaan. Senin masih berlangsung kuis, Selasa ada kuliah tambahan!
14. Wulan Pratiwi: Rumah rusak, rata tanah. Tinggal di kandang sapi.
15. Desi Puspitasari (Koordinator Forum Fiksi): Alhamdulillah kos rusak sedikit dan terendam air. Walhasil, ngungsi di lapangan / rumah ibu kos. Memang merepotkan! Beberapa hari bantu-bantu di dapur umum. Anehnya, setiap kali mbantu di sana, esoknya dapur umum tersebut bubar menyudahi kegiatannya!
16. Ulfah Nurrahmani (Koordinator FLP Goes to School): Rumah rusak parah, tapi alhamdulillah semua keluarga selamat. Sekarang ngungsi di Purworejo.
17. Rida Rohmawati: Alhamdulillah keluarga selamat. Sekarang ngungsi di tempat nenek, tapi kadang masih pulang. Rumah retak-retak besar dan mau dirubuhkan.
18. Muslimah: Alhamdulillah kami semua sehat & selamat, tapi rumah berantakan. Sementara kami ngungsi di tenda depan rumah di Pendem Berbah, Sleman.
19. Fitri Wijayanti: Alhamdulillah, saya sekeluarga selamat, rumah rusak total/roboh, beberapa barang selamat. Sekarang ditampung di rumah tetangga yang utuh.
20. Nurul Ismiyatun: Rumah rusak parah, tapi alhamdulillah keluarga semua selamat. Sekarang tinggal di tenda sekitar rumah.
21. Asti Hapsari: Alhamdulillah ndak pa-pa… Tidak ada kerusakan berarti dan tidak perlu dirubuhkan. O ya, HP ilang!
22. Fitria Sari Yuniarti: Kos lumayan rusak. Tapi alhamdulillah selamat. Sekarang jadi relawan di Klaten.

Yang tidak tercantum dalam daftar tersebut di atas insya Allah dalam keadaan baik-baik saja. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kejadian ini. Dan semoga kita mampu dan mau berusaha untuk memperbaiki diri.

Janganlah sedih
Janganlah resah
Jangan terlalu cepat berprasangka
Janganlah gundah
Janganlah resah
Lihat segalanya lebih dekat
Dan kau bisa menilai lebih bijaksana


Mengapa bintang bersinar
Mengapa air mengalir
Mengapa dunia berputar
Lihat s'galanya lebih dekat
Dan kau akan mengerti


(Sherina, "Lihatlah Lebih Dekat")

1 comment:

  1. [...] on Jogja - Gempa Yogyakarta - Gempa di Yogyakarta - Gempa di Jogja - Trauma pasca gempa - Kondisi Warga FLP Yogyakarta Pasca Gempa - Kawasan Rawan Tsunami DI Yogyakarta - Mitos awan gempa ! - [...]

    ReplyDelete